TRANSMISI OTOMATIS
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sistem
transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang menjadi penghantar energidari
mesin ke diferensial dan as. Dengan memutar as, roda dapat berputar
danmenggerakkan mobil.Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya
digunakan dalammobil merupakan mesin pembakaran internal yang menghasilkan
putaran (rotasi) antara600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda berputar pada
kecepatan rotasi antara 0 sampai2500 rpm.Sekarang ini, terdapat dua sistem
transmisi yang umum, yaitu transmisi manualdan transmisi otomatis. Terdapat
juga sistem-sistem transmisi yang merupakan gabunganantara kedua sistem
tersebut, namun ini merupakan perkembangan terakhir yang barudapat ditemukan
pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu saja.Transmisi
manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak dipergunakan
dengan alasan perawatan yang lebih mudah. Biasanya pada transimimanual terdiri
dari 3 sampai dengan 7 speed.Transmisi semi otomatis adalah transmisi yang
dapat membuat kita dapatmerasakan sistem transmisi manual atau otomatis, bila
kita sedang menggunakan sistemtransmisi manual kita tidak perlu menginjak pedal
kopling karena pada sistem transmisiini pedal kopling sudah teratur secara
otomatis.Transmisi otomatis terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : Torque
converter,Planetary gear unit, dan Hydraulic control unit. Torque converter
berfungsi sebagaikopling otomatis dan dapat memperbesar momen mesin. Sedangkan
Torque converter terdiri dari Pump impeller, Turbine runner, dan Stator. Stator
terletak diantara impeller dan turbine. Torque converter diisi dengan ATF
(Automatic Transmition Fluid). Momenmesin dipindahkan dengan adanya aliran
fluida
B.
Rumusan masalah
makalah ini
akan membahas tentang:
a. Pengertian Sistem
Transmisi Otomatis
b. Komponen utama transmisi otomatis
c. Fungsi transmisi otomatis dan
fungsi syncromesh
d. Cara kerja syncromesh
e. Cara
Kerja Transmisi Otomatis Pada Mobil
f. Keunggulan,Kelemahan Transmisi otomatis dan
cara
Merawat
Transmisi otomatis
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1.
Mendeskripsikan
tentang pengertian Transmisi otomatis.
2.
Untuk
mengetahui apa saja komponen utama dari Transmisi otomatis.
3.
Mengetahui
bagaimana cara kerja dari Transmisi otomatis.
4.
Mengetahui
fungsi dari Transmisi otomatis.
5.
Mengetahui
apa saja keunggulan,kelemahan dan cara merawat Transmisi otomatis.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
1. Transmisi Otomatis
Sistem
transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi
untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi
torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak
akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi
menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
Contoh transmisi
5-kecepatan pada rpm mesin 4.400
|
||
Gir nomor
|
Rasio gir
|
RPM
pada
poros keluar transmisi |
1
|
3.769
|
1.167
|
2
|
2.049
|
2.147
|
3
|
1.457
|
3.020
|
4
|
1.000
|
4.400
|
5
|
0.838
|
5.251
|
Torsi tertinggi suatu mesin umumnya
terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diijinkan,
sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain
itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang
lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar.
Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih
tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda
tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi
oleh mesin.
Transmisi
otomatik dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas percepatan ke posisi
tertentu.Posisi tuas transmisi otomatik disusun mengikut format P-R-N-D-3-2-L,
sama ada dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah. Mesin hanya bisa
dihidupkan pada posisi P ataupun N saja.Umumnya moda transmisi otomatik adalah
seperti berikut:
- Posisi P (Park)
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar)
tetapi mesin dapat dihidupkan.Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang
diparkir, atau pada kendaraan untuk keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan
tidak dijalankan.
- Posisi R (Reverse)
Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.
- Posisi N (Netral)
Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin
dapat dihidupkan.Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N
transmisi pada posisi netral,
biasanya digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan
atau ketika kendaraan berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu
hijau menyala di perempatan jalan.
- Posisi D (Drive)
Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara
otomatis dan dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya,
jika switch O/D di-posisikan ON, transmisi secara otomatis dapat
mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi ini biasanya
digunakan untuk jalan normal dan rata.
- Posisi 2
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi
secara otomatis hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau
sebaliknya, biasanya digunakan untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.
- Posisi L
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya
pada posisi gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak
atau turunan yang sangat tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.
2.
Komponen
Utama Transmisi Otomatis
A. TORQUE CONVERTER
Pada
system transmisi manual cara menghubungkan tenaga dari mesin ke transmisi
hingga sampai ke roda adalah kopling (clutch). Karena fungsi kopling adalah
menghubungkan dan memutus tenaga putar dari mesin ke transmisi. Hal ini berbeda
dengan transmisi otomatis (automatic transmission), namanya juga otomatis yang
identik dengan suatu pekerjaan yang di kerjakan tanpa tenaga manusia atau
bergerak sendiri(dengan mesin).
Pada system transmisi otomatis cara
menyalurkan tenaga dari mesin ke transmisi adalah melalui torque converters.
Jadi, torque converters penganti unit kopling pada transmisi otomatis. Sebelum
kita membahas lebih jauh mengenai torque converters inilah wujudnya.
Gambar Torque
Converters
1. Fungsi dari
torque converter adalah :
a. Melipatgandakan momen yang dihasilkan oleh mesin
b. Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen
mesin menuju ke transmisi
c. Menyerap getaran mesin
d. Melembutkan putaran mesin
e. Sebagai pompa oli ke hidraulic control system
2.
Bagian
– bagian utama dari Torque Converters
Bagian utama torque converters (dari kiri ke kanan):
Turbine Runner, Stator, Impeller Pump
Susunan torque
converters
3.
Cara
kerja torque converters
Prinsip dasar
cara kerja torque converters diambil dari dua kipas angin yang dipasang saling
berhadapan, dimana kipas yang satu dialiri arus listrik (PLN) sementara yang
satunya dibiarkan tanpa dialiri arus listrik. Pada hal ini kipas yang tidak
dialiri arus listrik akan ikut berputar karena tertiup angin dari kipas yang
berada dihadapanya dengan arah yang sama, prinsip dasar inilah yang digunakan
pada torque converters.
4. Lock up mechanism
Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan
1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal
ini tentunya sangat merugikan karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar.
Untuk menghindari hal tersebut di buat mekanisme lock up mechanism yang
akan mengunci torquer converter ketika kendaraan berjalan pada kecepatan
37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja maka
tenaga putar dari mesin akan di salurkan 100 % menuju ke transmisi.
B. PLANETARY GEAR UNIT
Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan menurunkan
kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk
bergerak maju. Pada dasarnya planetary gearunit dipakai mesin untuk
menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan
tenaga yang ringan.
Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai
berikut:
Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang besar,
dan pada posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan kendaraan.
Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi
dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:
Gambar . Planetary gear unit
Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary
carrier.
Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi pinion
berputar. Gigi-gigi pada planetary carrierberhubungan satu sama lainnya.
Gigi pinionmempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar
di sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut planetary carrier.
Biasanya, planetary carrierdikombinasikan dalam unit planetary
carrier.
Penggantian input pada planetary carrier, output, dan
elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan langsung dan
akselerasi.
C. HIDROULIC CONTROL SYSTEM
Bagian ini
mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan
yang diperoleh dari pompa oli.
Unit
pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik
Pompa oli
mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan
tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan
menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).
2. Menyesuaikan tekanan hidrolik
Tekanan
hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama.
Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan
output mesin
3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)
Ketika
operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (switch), roda
gigi dialihkan.Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil
manual. Ketika kecepatan lendaraan meningkat, signal sikirimkan ke pentil
solenoid dari mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit). Pentil solenoid
mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindahan (shifting) roda gigi
Komponen-komponen
utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut:
• Pompa oli • Valve body
• Primary
regulator valve • Manual valve
• Shift
valve • Solenoid valve
• Throttle
valve
Automatic
Transmision Fluid
Minyak
transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan
tambah. Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui
transmisi ke gear shift dan melumasi komponen yang berputar dari transmisi
otomatis.
Minyak
transmisi otomatis harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
•
kekentalan yang sesuai • stabil terhadap panas dan oksidasi
• tidak
berbusa • koefisien gesek yang sesuai
• berwarna • mempunyai bahan tambah yang lain
Minyak
transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam viskositas dan koefisien
geseknya. Hal ini perlu diketahui karena pengunaan miyka transmisi otomatis
bisa berbeda tiap tipe kendaraan.
Penggunaan
miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga, tetapi
juga bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.
3. Fungsi
Transmisi Otomatis
Sistem transmisi berfungsi: mengatur tingkat
kecepatan dalam proses pemindahan tenaga antara lain : unit kopling, transmisi,
diferential, poros-poros dan pada kendaraan,
Fungsi transmisi untuk mengatur tingkat perbedaan
putaran antara putaran mesin melalui unit kopling, dengan putaran poros yang
keluar dari transmisi dan diteruskan ke roda melalui propeler shaft,
pengaturan ini dimaksudkan agar kendaraan mampu bergerak sesuai dengan beban
dan kecepatan kendaraan.
Rangkaian : engine- clutch- gear box-
difreential- final gear- wheel.
Macam-macam road gigi : spur, helical,
double helical, epicycle(planetary gear).
1. Spur : bentuk alur gigi lurus
digunakan untuk roda gigi
2. Helical :
miring terhadap poros roda gigi tetap yang tidak bisa digeser
3.2 helical
: double alur
gigi miring terhadap porosnya dan tidak bias digeser
secara perkaitanya.
4. Epicycle : alur perkaitan gigi yang
lurus dan miring terhadap poros untuk roda gigi
yang tidak tetap terhadap kedudukannya titik porosnya (constan mesh).
Komponen
transmisi :
1. transmision input shaft. 6. shift linkage (tuas penghubung)
2. transmision gear. 7. tuas pemindah perseneling)
3. syncroniser (gigi penyesuai) 8. shift fork (garpu pemindah)
4.
transmision case (rumah transmisi) 9. exstension housing
5.
output shaft (poros output) 10. Bearing
4. Syncromesh
Fungsi syncromesh
yang menjadi komponen penyesuaian
putaran antara driver dan driven pada gear box untuk mempermudah pekaitan
antara gigi-gigi saat merubah percepatan.
Komponen syncromesh pada unit transmisi manual
kendaraan :
1. constant mesh pinion 6.
synching hub
2. dog teeth 7.
selector fork
3. sleeve 8.
ball / pin
4. spring key 9.
main shaft
5. sad speed gear
Jenis syncromesh ini digunakan pada
kendaraan bertransmisi manual sampai saat ini.
Cara kerja sistem syncromesh :
pada saat syncromesh digerakan kekiri kearah roda gigi 1, maka syncromesh hub
4, akan terdoorng kekiri dan semakin kuat, maka akan memberi gesekan terhadap
gear yang bersangkutan sedemikian sehingga terjadi penurunan kecepatan rotasi
antara gear bersangkutan dan mengerem putaran melaui konisnya hingga putaran
antara roda gigi yang akan berkaitan ± sama. Sehingga bergesekan antara sleve
dan gigi mulai berhubungan.
Speeling antara syncromesh dan dog teeth adalah (0.1 – 1mm)
Cara kerja syncromesh :
1. dalam keadaan netral gigi-gigi dalam keadaan berkaitan atau bersusun
dengan gigi susun (counter gear) tetapi dapat berputar bebas pada output shaft.
2. bila gigi-gigi berhubungan
a.
Bila tuas pengatur didorong menurut arah panah gigi 1, clutch hub dan shifting
key akan berkaitan pada bagian yang menonjol pada bagian tengahnya dengan
demikian tenaga akan pindah kepada shifting key. Kemudian shifting key akan
mendorong syncromesh ring pada gigi tirus core gear .Yang mana
gigi-gigi ini mulai cepat putaranya dalam waktu bersamaan syncromesh ring, akan
ditarik oleh gigi, dengan demikian clutch hub dan syncromesh ring akan saling
berhadapan dengan yang lainnya, dengan bagian-bagian yang keluar menonjol dari
jajarannya.
b. Bial shift lever kita dorong lebih keras,
clutch digeserkan lebih lanjut dengan shifting key, syncromesh ring akan
diseret dan mengakibatkan clutch hub dan syncromesh ring saling mendorong
dengan kuat, selama tenaga dipindahkan gigi ketiga akan bertambah kecepatannya.
Hingga akhirnya clutch hub dan gigi ketiga, berada pada kecepatan yang sama.
c.
Clutch hub telah disyncronasikan (disesuaikan) syncromesh ring menjadi
bebas dalam arah putaranya dengan demikian clutch hub telah berkaitan dengan
gigi ketiga.
Cara pemindahan tenaga
pada transmisi 4 speed dan 1 reverse (mundur)
1. pada saat netral, pada saat kedudukan clutch hub, clutch hub sleve
pada posisi netral, maka tenaga mesin yang dipindahkan ke transmisi sebagai berikut
:
Input shaft transmision ke main
drive gear. Lalu ke counter gear (gigi pembantu) baru ke gigi perbandingan >
1.2.3
Pada saat gigi 1, input shaft
> main drive gear > counter gear > ke gigi 1 > ke clutch hub sleeve
> output shaft, berlaku juga untuk perbandingan urutan tenaga putaran
untuk gigi 2 dan 3 tetapi hanya perbedaan pada gigi perbandingan saja yang
junlahnya tidak sama.
Pada urutan perpindahan gigi 4
sedikit berbeda yaitu : input shaft > main drive gear > clutch hub
sleeve > output shaft.
Pada urutan perpindahan gigi
mundur (reverse gear) yaitu : input shaft > main drive gear >
counter gear > idle gear clutch hub > sleeve fork > output shaft.
Langkah – langkah untuk melepas transmisi FR.
1. buang oli transmisi 5.
lepas batang pemindah
2. lepas unit propeler shaft 6.
lepas penyangga
3. lepas unit kabel spidometer (speed
sensor) 7. lepas tuas penyetel
4. lepas penyetel kopling 8.
lepas motor stater
5. Cara Kerja Transmisi Otomatis Pada
Mobil
CARA KERJA TRANSMISI OTOMATIS
blok
diagramnya:
Poros
Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >> [Differential
>> Drive Shaft >> Roda]
pada
penggerak roda belakang, bagian didalam kurung kotak diganti [As Kopel>> Gardan/Differential>>Roda]
1. Torque
converter menggantikan kopling mekanikal pada transmisi
manual. Lewat torque
converter ini torsi disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam
torque converter terdapat 3buah baling2. Yang pertama bekerja sebagai pompa
yang dikopel langsung dengan mesin. Yang kedua "turbin" dikopel
langsung dengan planetray gear. Dan yang terakhir adalah stator. Cara kerjanya,
baling-baling yang terkopel pada mesin berputar untuk memompakan Oli transmisi
didalam sebuah ruang tertutup. Lalu tekanan oli tersebut mendorong turbin
layaknya air bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air. Konsep
sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas angin lalu tepat didepannya anda
letakkan kipas angin yang lain dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati
tadi akan berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas angin yang
menyala. Dari sistem tersebut, didapatkan peningkatan torsi pada turbin saat
RPM pada mesin meningkat. Karena itulah perlengkapan ini disebut torque
converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada mesin menjadi torsi saat
dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang menyebabkan konsumsi bahan bakar pada
mobil matik meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah berputar 1:1
saat berbeban. Oleh karena itu, pada pengembangannya di aplikasikan perangkat
"lock up" yang akan mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk
mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu fungsi stator? Nah
stator adalah pengembangan sistem dua baling-baling menjadi 3 baling baling.
Dimana baling diantara pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh karena itu
dinamakan stator (statis:diam) dan fungsinya adalah mengoptimalkan arah tekanan
oli untuk menggerakkan turbin.
7.
Planetary
Gear.
Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio pada transmisi manual untuk merubah
rasio putaran turbin terhadap roda. Fungsi utamanya sebetulnya tidaklah berbeda
dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda ganti-ganti dengan tuas
persneling saat menjalankan mobil. Namun desain fisiknya yang berbeda cukup
jauh.
Pada planetary gear
tidak ada dua barisan roda gigi yang saling berhubungan dengan rasio
berbeda-beda.
Tetapi sebuah roda gigi
yang dikelilingi banyak roda gigi kecil dan ruman planetary yang memiliki gigi
dibagian dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search engine.
Karena cukup sulit menggambarkannya hanya dengan tulisan. Nah, disinilah Valve
body bekerja. Valve body mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary
gear secara hidraulis.
8.
Itulah cara kerja tranmisi yang banyak
digunakan pada mobil-mobil
yang bersliweran saat ini. Torque converter menyebabkan mobil serasa berjalan
dengan kopling yang selip. Dan planetary gear menyebabkan mobil seperti
memindahkan giginya secara otomatis.
Untuk transmisi CVT
kehadiran planetary gear digantikan
dengan sabuk dan pulley yang diameter drivingnya dapat berubah-ubah sehingga
rasio putaran dari dua buah pulley tersebut juga berubah-ubah. Dari sistem CVT
yang diaplikasikan pada transmisi tersebut, didapatkan perpindahan percepatan
(rasio) yang sangat halus. Seperti yang anda rasakan pada motor matic dengan
CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah dilakukan secara mekanikal
layaknya sepeda motor. Namun hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang
diatur oleh ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai dengan
beban mobil, injakan pedal gas, putaran mesin dan lain sebagainya untuk
mendapatkan tenaga yang optimal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi.
Itulah
garis besar prinsip kerja dari sistem transmisi otomatis.
Tambahan:
untuk lebih mengenal karakteristik transmisi matik, berikut perilaku transmisi
matik untuk setiap posisi tuasnya :
P:
transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung dengan roda. Hal ini
memberikan efek seperti rem tangan, tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini
untuk parkir dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.
R: Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah belakang(mundur).
N: di posisi ini, seluruh hubungan antara
roda dan mesin dilepaskan. Dan tidak ada mekanisme pengunci roda layaknya
posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan posisi N dan aktifkan
rem daripada P jika anda tidak bermaksud berhenti untuk meninggalkan mobil.
D: gunakan posisi ini untuk menggunakan
seluruh rasio dalam transmisi anda selama perjalanan. dibeberapa mobil juga terdapat
tatanan D4, D3, L2, L1. untuk
merk toyota biasanya terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan rasio hingga tingkat ke 3. Pada beberapa mobil toyota dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan menahan transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini untuk melakukan overtakin.
6. Keunggulan,Kelemahan
Transmisi otomatis dan cara
Merawat Transmisi otomatis
Transmisi
otomatis memiliki beberapa keunggulan
antara lain:
- Membuat anda nyaman berkendara di kemacetan karena tidak diperlukan pergantian gigi secara manual dengan menggunakan tuas transmisi dan menginjak kopling.
- Apabila dirawat dengan baik, dapat memiliki umur yang panjang.
- Cenderung less maintenance (tidak memerlukan perawatan) selain ganti oli dan filter nya.
- Apabila dalam keadaan prima, maka anda tidak akan merasakan perpindahan dari gigi rendah ke gigi tinggi dan sebaliknya.
Adapun
kelemahannya adalah:
- Apabila aki soak, maka kendaraan tidak dapat didorong untuk jump start.
- Apabila rusak maka penggantiannya akan memakan biaya yang besar.
- Pada saat jalan menurun, mobil tidak memiliki engine brake,dimana mesin tidak ikut membantu pengereman mobil.
Cara merawat transmisi otomatis :
- Sebisa mungkin jangan gunakan mobil bertransmisi otomatis untuk menarik kendaraan, apabila terpaksa, gunakan gigi rendah yang dimiliki oleh mobil tersebut.
- Lakukan penggantian oli transmisi secara teratur.
- Apabila kendaraan ditarik, maka salah satu sumbu roda yang berpenggerak harus diangkat (contoh; menarik mobil penggerak depan maka bagian depan diangkat). Hal ini dilakukan untuk mencegah putaran roda mempengaruhi kerja transmisi yang tidak memiliki pelumasan yang baik.
- Di tanjakan, anda jangan menahan transmisi di D dan menginjak gas setengah untuk mempertahankan agar mobil tidak turun, tapi gunakan rem dan pindah transmisi ke N (Neutral).
- Apabila kendaraan di kemacetan berhenti lebih dari 15 detik, pindahkan tuas ke N (Neutral).
- Jangan menginjak gas terlebih dahulu baru memindahkan tuas ke D atau R, sebaiknya mobil dalam keadaan rpm idle baru tuas dipindahkan.
Periksalah selalu oli
transmisi mobil Anda pada tongkat ukur oli transmisi:
1. A. apabila kurang, segera ditambahkan,
agar kinerja transmisi berjalan dengan baik dan
terhindar dari bunyi-bunyi kasar pada perpindahan giginya
B. apabila
berbau gosong atau berwarna hitam,segeralah ganti
2. Gantilah oli transmisi
secara berkala setiap 10.000 km
3. Gunakan
oli yang berkualitas baik dan dibuat pabrikan besar/internasional seperti Mobil
Oil, Castrol, Esso, Total, Motul, Shell, dll dan sebisa mungkin gunakan yang
memiliki grade terbaik (Dexron III)
4. Kuras/ganti
seluruh oli dalam sistem transmisi (termasuk
oli didalam torque converter) setiap
40.000 atau 50.000km.
Penggantian oli
berkala dengan cara membuka baut pembunangan oli di karter gearbox(nomer 2
diatas) hanya mampu mengeluarkan sekitar 35% dari total kapasitas oli dalam sistem
gearbox otomatis
5. Janganlah mengganti posisi
gigi dari D ke R atau ke P maupun dari R ke D sebelum mobil
berhenti total
6. Untuk
menjaga keawetan transmisi otomatis,ketika mengendarai dengan cara manual yaitu
memindahkan gigi secara manual dari 1-2-3-D atau sebaliknya, jangan paksakan
mesin berputar pada RPM maksimum atau redline apabila tidak sangat
terpaksa.Putaran mesin yang relatif aman
bagi transmisi otomatis adalah sekitar 1.000 RPM dibawah
putaran maksimum/redline
7. Jangan
menahan posisi mobil di tanjakan dengan menggunakan daya mesin
karena kopling otomatis akan cepat aus/ selip.Gunakan rem tangan atau rem kaki
untuk menahan posisi mobil
8. Ketika
berada di tengah kemacetan lalu lintas atau sedang menanti di traffic light,
sebisa mungkin letakkan posisi tuas transmisi pada N
9. Jangan menetralkan posisi tuas transmisi ketika mobil sedang bergerak karena supply
oli pada sistem transmisi akan berkurang(tekanannya menurun)dan berakibat pada
berkurangnya keawetan usia transmisi
10. Jika mobil bertransmisi otomatis perlu
ditarik,sebisa mungkin angkat roda penggerak dengan trolley. Jika
hal ini tidak dimungkinkan,yakinkan bahwa tuas berada pada posisi N dan
tambahkan oli kedalam gearbox sekitar 2 liter extra.
BAB
III
PENUTUP
1. Kesimpulan :
·
Sistem transmisi,
dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi
untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi
torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak
akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi
menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
·
Transmisi menggunakan roda gigi-roda
gigi (gears) dari rasio rendah ke tinggi untuk memaksimalkan torsi mesin sesuai
dengan perubahan yang terjadi pada saat berkendara. Ada dua macam transmisi
yaitu manual dan otomatis. Pada transmisi manual yang digunakan adalah kopling
dan lock unlock berbagai macam set gear untuk mendapatkan rasio gigi yang
berbeda. Transmisi otomatis menggunakan torque converter dan planetary gears
(roda gigi satelit) yang dapat membuat satu set gear menghasilkan rasio gigi
yang berbeda.
·
Perpindahan
gigi pada transmisi otomatis secara otomatis sesuai dengan posisi tuas,
terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D, 2 dan L. Sedangkan untuk Over Drive
(O/D) menggunakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar